Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Surat Sepi Pertama

Gambar
Al, ingatkah masa kecil kita saat bermain di pesisir hutan? Permainan terakhir yang membuat jurang pertemuan antara kita? Ketika itu, kau mencari tempat persembunyian. Sedangkan kedua mataku tertutup sembari menyairkan hitungan sepuluh sampai satu. Kita bermain petak umpat, Al. pixabay.com Sebenarnya aku berbohong padamu, Al. Aku mengintip, kau berlari menuju hutan. Tetapi pada hitungan terakhir, kau lenyap dari mataku. Kau sembunyi di mana, Al? Sudah sepuluh tahun berlalu dan aku masih mencarimu. Wisnu Maulana Yusuf  Magnolia, 2018

Perihal Pencarian

Gambar
Malam ini, bintang-bintang berguguran. Begitu pun daun yang luruh kemudian menyelami angin-angin. Semua terasa sama, hampa. Aku terus berlari, tapi akhirnya tetap kehilangan jalan. Meski panggilan-panggilan menuntunku, masih saja tak berujung temu. Suara siapakah yang ada dalam kepala, sementara bisikan gerimis menyamarkan nada-nada bibirnya? pixabay.com Rembulan tersenyum layu, guratan wajahnya kian terjatuh. Sedangkan angin-angin masih menjadi samudera, menenggelamkan daun-daun yang mencari peraduannya. Wisnu Maulana Yusuf  Sleman, 2018

Hari Bahagia

Gambar
Kali ini kuingin berkisah Tentang makhluk bumi berbudaya Yang hadir tanpa direncana Melalui perkenalan yang sederhana Menjadikan kami saudara tak sedarah Dialah yang mampu membuatku terpana Memandang dunia dari sisi yang berbeda Karena sekuat apapun kita menantang dunia pixabay.com Aku bukanlah penyair kata Kebahagiaan dan kesedihan akan bergulir bersama Terutama merangkai kalimat-kalimat indah Aku hanyalah penikmat sastra Menterjemahkan dirimu melalui alunan doa Selamat Bersuka Cita Untukmu : Kakak terhebatku. Suci Febriani Bandar Lampung, 20 November 2017