Senyum Getir
Sirrus bertebaran di langit. Mengajak keluarga kumulus bercanda. Mentari mengedipkan mata. Bunga-bunga di halaman rumah warga mengangguk tergoda. Pesona alam riang, seriang burung gereja yang berkicau di kabel-kabel listrik jalanan. Kokok ayam lelap, mereka sudah berkemas mencari makan di emperan selokan, atau tumpukan sampah. Kucing tetangga mengusir cintanya tadi malam. Ia melenggok lunglai di gang-gang sempit, hendak loncat ke dapur mencari kepala ikan. Lidi beristirahat. Tuannya sibuk mengantre di warung bubur Bu Siti. pixabay.com Anak-anak belia yang senyumnya masih tanpa dosa digendong. Matanya sayup-sayup, malas menyibak dunia. Mereka juga belum terganggu dengan kupu-kupu dan kumbang yang hinggap di bunga mawar. Malas mendengarkan bisingnya knalpot hilir-mudik. Tak tertarik dengan langkah-langkah riang anak-anak pergi ke sekolah, bergerombol, tertawa, saling menjawil, menarik tas, melempar kertas, lantas kejar-kejaran hingga depan pintu gerbang. Renta yang tadi pagi terkan