Kisah Bocah, Rindu Punggung Nelayan
Malam, ada suatu hal yang hendak dibagikan padamu, sudahkah
engkau bangun?
Cerita asmara dunia yang berserak di luasnya air yang
sewarna langit riang
Kawanan burung camar mengepakkan sayap menjemput lautan
Nelayan melempar jala
Hari lekang dengan gurau di atas karang
Buih ombak menghancurkan gundukan pasir, yang dijejak netra
sayu,
![]() |
pixabay.com |
Bocah kecil itu menggenggam masa depan, meringkuk di
pesisir, hendak berkisah tentang kelana yang gundah
Pagi ini, tak ada kelopak mawar di bibirnya,
Jemarinya pun tak menggenggam bahagia, hanya ada setangkai
rindu pada nyawa yang pernah diombang-ambingkan cairan biru
Takdir diraupnya basah
Ia meraung, membuang kenang di dada
Puluhan Ayah telanjang, menjauhkan jasad dari daratan
Punggung hitam dilahap mentah oleh lautan.
'Nelayan, bertahanlah, lautan tak akan pernah membuatmu
menggigil. Nenek moyang telah menjadikannya sebagai kawan.'
Magelang, 27 Juli 2017
Komentar
Posting Komentar