Renung Tak Berujung
RENUNG TAK BERUJUNG
Kayu
lapuk di bawah tubuhku ringkik menopang
Aku
terbaring ditindih tagihan nafas yang kutelan
Membaca
bayangan dari anak pertama saat putus sekolah
Sedang
yang kedua menanti ancaman yang sama
![]() |
pixabay.com |
Aku
yang kini lebih lapuk dari kayu-kayu itu
Menggumpalkan
awan di mataku sendiri
Membiarkan
hujan turun di musim yang kupunya
Dan dada kuyup di pelupuk mata
Bagaimana
renung kan berujung
Kelumpuhan
menjadi nasib yang terlanjur kutanggung
Kini
kutitipkan anak-anakku pada Tuhan
Di
tangan perempuanku yang turut kuyup bersama hujan yang kusimpan.
Bogor, 2018
Komentar
Posting Komentar