Surat yang Tertunda
Ini hanyalah sepucuk surat cinta Sengaja kutulis untuk seorang pria istimewa Dia selalu hadir tanpa pernah kuminta Membuat diriku merasa terjaga saat di dekatnya Dia bukanlah seorang kesatria Namun rela berkorban sepenuh jiwa Dia hanyalah manusia biasa Memberikan sisa usianya tanpa pernah jengah pixabay.com Kerlingan air mata jatuh di pelupuk mata senjanya Membuat diriku rindu canda tawanya Dia tak mampu menjelaskan siapa dirinya Karena dia bukanlah pemilik kata Hanya pemilik rasa sepanjang masa Dialah, Ayahku… Suci Febriani Bandar Lampung, 13 Januari 2018