Fajar
sepenggal puisi, terbalut plano tipis kemarau
bersama serbuk hujan secangkir kopi.
bersama serbuk hujan secangkir kopi.
selagi panas kuku masih bersila
pada lantang belantara di sekujur jari
pada lantang belantara di sekujur jari
pixabay.com |
tetaplah menikmati teguk waktumu
meski kering dan basah menjadi nasib nisbi
atas pagi yang mulai menjalar memasuki hulu.
meski kering dan basah menjadi nasib nisbi
atas pagi yang mulai menjalar memasuki hulu.
A. Fahmi Muslih
Yogyakarta, 24 Desember 2017
Komentar
Posting Komentar