Tentang Kau Saat Aku Tiada

Bila aku membeku
Urungkanlah tangismu
Sebab aku takkan cair dengan airmatamu
Bila napasku direnggut hujan
Dan gelap mataku dipasung api malaikat Tuhan
Selayaknya kau tahu aku telah berjuang
Aku telah melihat tubuhmu menari di bibir malam
Dipeluk bulan dan bermahkotakan bintang
Kau permaisuri malam yang melagukan penyesalan
Di atas nisanku kau jatuhkan amarah
Kau bilang cinta tapi kau nistakan di atas panggung kenyataan
pixabay.com

Terimalah dengan ikhlas pilihanmu yang digelar oleh tuan dan puan
Menyeberangkanmu pada kesendirian
Berlutut dengan tubuh tertekuk kenangan
Kau akan mengerang bermalam-malam
Sampai kau lupa tempat pagi untuk melafal doa perjalanan
Kau akan ditudung kelam bermuara-muara lebarnya
Sampai kakimu tak mengenal tanah
Dan tanganmu tak mengenal udara sekitar
Kau menjadi lupa sebagai seorang manusia
Kau pun tak tahu seperti apa menjadi binatang
Tak kan ada yang meriba perasaan tertindas masa-masa pergolakan
Kau takkan temukan tubuhku bila jauh kau melangkah
Lalu kau kembali sekadar mencari teman dalam perjalanan
Bila sampai tujuan kau hanya senang dalam kesendirian
Mustahil kau beradu argumen dengan alam yang menciptakan adam
Berhentilah
Waktu takkan mengulangi pilihan

Karya: Burung Gereja 
Langit Barat, 01 Oktober 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mulai dari Hari, Detik Ini, Dalam Diri

Bibir Pantai

Mata yang Hilang

Air di dalam Kertas

Alasan Pencipta