RENJANA LARA


 

Olehmu, aku rebah. Bait-baitmu resah, sebah, menyampah. Kuucap salam pisah, berdengung laksana lebah. Lenyap, bisakah?

Kita tak pernah jera menyelisihi masa. Inginku, sebentar tinggal, memperdengarkan sajak-sajak perca. Inginmu, melebur berpendar, persetan dengan rasa.
 
pixabay.com
Kumau kita cipta jeda, barangkali kau sedia abaikan beda. Lihat aku sekali lagi—sepasang jendelaku—temukanlah senja itu. Jingga yang kita pernah impi 'tuk tergenggam, meski akhirnya kau serpihkan.

Lari bersama dosa, kau bakar aku bersama tinta serta aksara. Aku dan engkau akan selamanya terluka, katamu, hilang tertelan lara. Renjana.

 Septi Nofia Sari
Magelang, April 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Ada Pagi, Hari Ini.

Bocah Autis