Hilangnya sang Puan


Langitku temaram menuju gelap,

Menatap jiwa yang meraung kelaparan.
Kedua kakinya tak lagi kokoh seperti dulu,
Namun rimba masih menjadi persembunyiannya.

Oh, sang batara enggan untuk bersua,
Hatinya teriris pedih menyisakan perih,
Puannya tak lagi menduduki singgasana.
Sekiranya kastil itu akan hancur, hancur tak tertolong lagi.
Lalu kudengar mereka bertanya, "Sebab apa semua ini terjadi?"
Dan para abdi hanya bungkam seribu bahasa.
pixabay.com



Oh, kakinya tak mampu lagi berjalan, namun mereka pasti akan mengejarnya.
Mahkotanya tenggelam pada bantaran sungai.
Sang ratu kini berkelana tanpa arah dan tujuan.
Kerajaannya telah hancur direbut para penyamun.

 Varel Beatrix



Ambon, 13 April 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambil Waktumu

Makan Nasi Brekat

Terperangkap Laba-laba

HARVEY (SHOERA 2)