Alamat Surga yang Dijanjikan
Untuk kesedihan dalam sepekan
Telah kuceritakan kelahiranmu,
Di Kepak sayap Jibril itu,
Rohmu tertiup, lalu menyatu di buritan.
Hari ini, telah kuceritakan pada bangku, meja dan
beberapa sisa napas yang mengerak di jendela.
Bahtera Nuh telah dikenang-kekalkan di peraduan waktu..
Hingga di kelahiranmu yg sekarang,
Kau menjelma menjadi pencerita Tuhan.
Di Kepak sayap Jibril itu,
Rohmu tertiup, lalu menyatu di buritan.
Hari ini, telah kuceritakan pada bangku, meja dan
beberapa sisa napas yang mengerak di jendela.
Bahtera Nuh telah dikenang-kekalkan di peraduan waktu..
Hingga di kelahiranmu yg sekarang,
Kau menjelma menjadi pencerita Tuhan.
Aku percaya,
Bahwa beberapa dari banyak kemungkinan yang Tuhan ciptakan,
Satu di antaranya adalah cinta,
Lainnya kebencian.
Bahwa beberapa dari banyak kemungkinan yang Tuhan ciptakan,
Satu di antaranya adalah cinta,
Lainnya kebencian.
Kotaku telah bangkit dengan luka di dada,
Tujuh hantaman yang pernah kau ramalkan,
Adalah sebuah awal,
pun akhir.
Ia kerapkali berteriak dalam gigil darah di sekujur tubuh
:alamat surga mana yang dijanjikan.
Tujuh hantaman yang pernah kau ramalkan,
Adalah sebuah awal,
pun akhir.
Ia kerapkali berteriak dalam gigil darah di sekujur tubuh
:alamat surga mana yang dijanjikan.
pixabay.com |
Hingga di pagi yang masih purba itu,
Ibu mengirimku ke sebuah ladang,
Beralas kebaikan, beratap kejujuran.
Di sana ada seorang penggembala,
Lalu berkata,
:bahwa pendidikan bukan perihal neraka,
Pun surga,
Pendidikan adalah keikhlasan,
Dan pelaksanaan amanah Tuhan.
Ibu mengirimku ke sebuah ladang,
Beralas kebaikan, beratap kejujuran.
Di sana ada seorang penggembala,
Lalu berkata,
:bahwa pendidikan bukan perihal neraka,
Pun surga,
Pendidikan adalah keikhlasan,
Dan pelaksanaan amanah Tuhan.
Sapta Arif
Surakarta, 25 Mei 2018.
*) sebuah perenungan perihal pendidikan dan duka Ibu Pertiwi akibat ledakan dalam sepekan.
Please follow a
Komentar
Posting Komentar