Dongeng dari Negeri Lama
Pada malam yang mengukir sepucuk ode, ada kisah Odysseus dan Penelope yang menggema sebagaimana aroma petrichor menyeruak dinding-dinding everlasting regret di China. Sederet dinding yang berkisah cinta Xuanzong dan Yuhuan.
Sederet dinding yang ditulis dengan bahasa puisi-puisi purba kala itu.
Sederet dinding yang ditulis dengan bahasa puisi-puisi purba kala itu.
pixabay.com |
Dua puluh tahun Odysseus berkelana, selama itu pula Penelope menunggunya. Seratus delapan pria melamar, seratus delapan pria tertolak. Semua terjadi sebab kesetiaan Penelope pada kekasihnya. Namun, adakah kisah yang lebih romantis dari itu?
Sebuah kisah Cleopatra dan pujaan hatinya menjawab pertanyaan di atas. Ya, Antony berperang, membela Mesir kuno. Darah mengucur di mana-mana. Namun, tiada kesakitan terkecuali kabar dusta tentang kematian kekasihnya, Cleopatra. Dan tahukah kenapa Antony bunuh diri? Bukan, bukan karena cinta. Ia mengabdikan dirinya pada Cleopatra, bukan kesendirian.
Perang masih berlanjut, berhari-hari, berbulan-bulan. Hingga tersiar kabar kematian Antony. Ketahuilah, Cleopatra yang sedari awal masih hidup. Kini menggenggam kematian atas kesakitan hatinya. Ia pun sama. Tidak mau kesetiaannya hancur untuk kesendirian.
Zaman beralih, peradaban berlanjut. Hingga abad yang kita tempati kini, dipenuhi dongeng-dongeng tidur, tentang cinta.
Wisnu Maulana Yusuf
Yogyakarta, 2018
Komentar
Posting Komentar