Waktu dan Ilusi

Lagi, kau mabuk dan mengumpat-umpat kasar. Seakan tak cukup, kepulan asap tembakau itu tak bisa membuatmu berhenti mengejar, kini botol-botol wine terserak di sekelilingmu. Mengepungmu lalu menarik-narik jiwamu ke dalam angan yang selama ini kau kejar. Memberikan bias kenyataan yang tak pernah bisa kau dapatkan. Kau membenci dunia, itu bagus. Namun tanpa dosa kau malah berlari pada minuman-minuman setan itu, kau berpikir mereka bisa menemanimu saat dunia membuatmu terasing. Tanpa sadar, jika mereka juga bagian dari dunia, bahkan bisa membunuhmu lebih kejam dibandingkan dunia dengan tangannya sendiri.
Pixabay.com

Ah, Dave. Aku iba padamu. Dari sekian banyak manusia, keadaan hidupmu lah yang paling kusesali. Aku tak bisa membawamu kembali, bahkan dengan analogi pedang yang siap menebas mati. Aku mengerti benar kehidupan tidak adil meski Tuhan mahaadil. Tapi tahukah kau? Sejak segalanya belum di ciptakan, aku telah mengenalmu. Sama seperti yang lain, kau dilahirkan suci di hari terbaik menurut takdirmu sendiri.

Kau yang lucu, lurus dan lugu.. seperti ini sekarang. Tak bisa lagi dibedakan dengan tikus-tikus busuk jalanan. Maafkan aku Dave, aku sendiri jijik menyaksikanmu. Melihat sendiri bagaimana kau menapaki setiap perjalanan yang di kemudian hari akan dicatat sebagai dosa. Lalu di simpan, dan nanti akan menjelma menjadi api yang membakar dirimu dan hatimu.

Matamu sayu. Aku tahu, mata itu kini tak pernah lagi disinggahi harapan, semenjak kau pergi pada halusinasi yang kau ciptakan sendiri. Maaf Dave, aku tidak bisa dicintai dengan cara seperti ini. Mimpi-mimpimu hanya hadir saat malam-malam pendekmu bersama serakan setan-setan. Duniamu, lebih fana dibandingkan dunia nyata yang kau benci. Bukalah matamu Dave, aku tidak pernah hadir di dalam dunia yang kau ciptakan itu. Ruang itu kosong, menyisakanmu sendiri dengan angan tinggi yang kapan saja bisa menghempaskanmu ke bawah.

Saat kau terjatuh, mencium tanah lalu patah, saat itulah justru aku sangat dekat. Membelai lehermu, mencekal napasmu. Dan jika dunia yang kau tuduh membenci itu akhirnya sungguhan benci, ia akan mengusirmu. Memberi ruang jika kau benar-benar ingin jauh darinya. Ya, saat itu terjadi berarti aku juga telah pergi. Kau tak bisa lagi memilikiku, atau memintaku kembali. Sebab jika sekali pergi, aku tak akan pernah sudi kembali lagi.
Kumohon, sebelum semuanya terlambat dan aku harus pergi dari sisimu, hentikan Dave, Hentikan!

Semakin larut, botol-botol itu semakin kosong. Dan kau Dave, juga semakin kosong. Aku masih peduli dari sini, dari waktu yang melingkar di pergelangan tanganmu.

The End
Dani Hestina P

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambil Waktumu

Makan Nasi Brekat

Terperangkap Laba-laba

HARVEY (SHOERA 2)