Hari Ini Wajah Siapa?


Saat ini; aku merias warna
menghancurkannya jadi sisa tiada, terurai
katanya selagi masih ada kuas, boleh bertanya hari ini mau wajah apa?

Leka kalau tahu luka tak jadi bebat, hujan tak lagi lebat, perca percuma dikata selamat, amuk duri merebak lamat-lamat. Istilahnya asing, tetapi
sempat dipuji kamu cantik hari ini


Oh, bukan soal mimik dan rupa pasi terjadi
selama lesung pipi berlama-lama terlihat, yang manis tetaplah 'kamu'
tersebab tiada gula di atas tungku ibu.

Kami merapal belas kasih ibu oleh susu yang ditenggak kala itu,
tengkyu
mendung dirayu senyum kelakar diiring memar wajah, Re.

Di depan cermin--masa depan tak terlihat--aku bersandiwara
jadi apa setelah esok reda dan anak kalimat tumbuh gampang
di pinggir sungai tadah hujan
airmatamu kenapa dibuang?
Sayang!

Pada tahun-tahun mendatang, usai hari ini memerah bulir keterpautan dan kenanga(n) terganti kamboja
Setaman menganggap luka adalah bahagia bila terjadi di lain luka, hati leluasa, tangan terbuka,
dan hampir-hampir nir cahaya.

Pejamkam matamu, lalu baringkanlah wajah sendumu
tiada yang benar 'kan fasih membaca ketelitian sorot kantuk dari ketidaksenanganmu. Jangan lupa letakkan wajahmu dalam kotak amnesia agar masih ada untui garis di sudut bibirmu.

Pura-pura tidak menangis malam ini, Re.

Shofiyah
Probolinggo, 11 April 2019




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambil Waktumu

Makan Nasi Brekat

Terperangkap Laba-laba

HARVEY (SHOERA 2)