Bibir Pantai
Pada sajak yang kau tanggalkan di kota tua itu,
Aku berdoa,
Jika kelak pagi tak jua lahir di kelopak matamu,
Tubuhku akan kuperam menjadi sajak puisi yang bertebar di jalanan.
Aku berdoa,
Jika kelak pagi tak jua lahir di kelopak matamu,
Tubuhku akan kuperam menjadi sajak puisi yang bertebar di jalanan.
Kata-kata yang telah menyusun sebagian ingatan,
Akan tersebar, di sudut-sudut halte menanti pulang,
Menantikan pulang yang tak pernah tergesa-gesa mengetuk senja dengan begitu mesra.
Akan tersebar, di sudut-sudut halte menanti pulang,
Menantikan pulang yang tak pernah tergesa-gesa mengetuk senja dengan begitu mesra.
pixabay.com |
Dan jika senja tak kembali lahir di sudut kota tua ini,
Maka sudah kupastikan,
Tubuhnya melebur menyatu di buritan.
Di air laut, bibir pantai yang mengering,
Padanya kecup tak pernah lagi berpulang.
Sapta Arif
Surakarta, Juli 2018
Komentar
Posting Komentar