Epilog

daun-daun senja berguguran
dari tempat,
di mana tubuhnya bersemayam
memenuhi taman pemakaman.
pada usia genap satu nyawa,
orang-orang sibuk menandai perayaan
pelepasan menuju jalan pulang.

di atas pasir basah,
di sisi bebatuan
kutuliskan kalimat penutup
yang paling rindang dan teduh untuk dinikmati
bersama seduhan secangkir kopi
agar kepergian tak selalu menjadi akhir
dari setiap jejak yang melayang.


A. Fahmi Muslih
Yogyakarta, 26 Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Ada Pagi, Hari Ini.

Bocah Autis