Senja yang Jatuh pada Hati Beku

Kulihat senja terbelah di matamu
Dan senyummu bercerita perihal rindu
Didustai waktu
Yang merenggut harapan untuk bersatu

Debu yang beribu di sudut matamu
Menjelma jadi jemari yang duduk menunggu
Mengais harapan-harapan lalu
Pada dinding-dinding biru
Sebelum malam menegakkan bulan berkaki ragu
Melihat juang berselimut


Di antara titik-titik hujan yang jatuh
Kau pisahkan peluh;
Beban nama pada punggungmu
Yang menjadi bekal perjalanan menuju puncak haru
Penuh sorak-sorai dari titik hulu
Membentang dari alam bawah sadarmu

Kulihat engkau membiarkan waktu terus berlalu
Diam menunggu
Bergaung dengung pesta malam kelabu
Hanya kau tenun harapmu
Tanpa kau sodorkan maumu

Apakah kata-kata telah membeku
Sampai matamu kelu
Tak ada datang yang menemuimu?

Senja terus berlalu.
Burung Gereja


Langit Rasa, 5 Oktober 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Ada Pagi, Hari Ini.